RESUME ILMU PENDIDIKAN
BAB
I
PERGAULAN
SEHARI-HARI DAN GEJALA-GEJALA PENDIDIKAN
A.
PERBEDAAN
PERGAULAN DENGAN PROSES PENDIDIKAN
1.
Pengertian pergaulan
Pergaulan
adalah kontak langsung antara satu individu dengan lain, atau antara pendidik
dan anak didik. Pergaulan merupakans alah satu sarana untuk mencapai hasil
pendidikan yang baik.
Pendidikan
lunak ini mengalihkan kekuasaan dari pendidik ke tangan anak didik dan ketaatan
dari anak didik pindah ke pendidik. Cinta berlebihan timbul antara anak didik
dan pendidik.
Aliran
pendidikan lunak ini diantu juga oleh M. Montessori dengan semboyannya : Alles
von Kunde aus, semua keluar dari anak didik.
2.
Macam-macam pergaulan
Pergaulan
dapat di bedakan dalam berbagai dasar, antara lain :
a. Menurut
siapa yang terlibat dalam pergaulan itu maka pergaulan dapat di bedakan menjadi
:
1) Pergaulan
anak dengan anak
2) Pergaulan
anak dengan orang dewasa
3) Peragulan
orang dewasa dengan orang dewasa
b. Dipandang
dari bidangnya, maka pergauland apat di bedakan menjadi :
1) Pergaulan
yang bersifat ekonomis
2) Pergaulan
yang bersifat seni
3) Pergaulan
yang bersifat paedagogis
c. Ditinjau
dari pergaulan itu, dapat digunakan rentangan-rentangan untuk membedakannya
menjadi :
1) Pergaulan
ekonomis dan tidak ekonomis
2) Pergaulan
seni dan bukan seni
3) Pergaulan
paedagogis dan tidak paedagiogis
Kapankan pergaulan bisa
dapat berubah atau dialihkan pergaulan pendidikan? Pergaulan biasa dapat
berubah menjadi pergaulan pendidkan , bilamana dalam situasi itu berlangsung
suatu pengaruh yang positif yang berasal dari orang tua yang ditunjukan kepada
anak didik.
3.
Pentingnya pergauluan dalam pendidikan
Menurut
pendapat Dr. M.J Langgeveld, pergaulan itu merupakan ladang atau lapangan yang
memungkinakan terjadinya pendidikan. Pendidikan akan terjadi antara orang
dewasa dengan orang yang belum dewasa.
4.
Faedah pergaulan
Faedah
dari pergaulan adalah :
a. Pergaulan
memungkinkan terjadinya pendidikan
b. Pergaulan
merupakan sarana untuk mawasdiri.
c. Pergaulan
itu dapat menimbilkan cita-cita
d. Pergaulan
itu memberi pengaruh secara diam diam
Anak itu mempunyai sifat suka dan
gampang meniru, oleh sebabnya maka pergaulan anak itu harus terus menerus di
kontrol, tujuan melakukan pengontrolan itu adalah untuk menjaga agar tidak
mendapatkan pengaruh yang jelek dari pergaulan.
5.
Perbedaan pergaulan dengan proses
Pendidikan
-
Proses pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk
mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus.
Kesimpulan :
-
Proses pendidikan menyangkut kegiatan
dan lain-lain
-
Proses pendidikan berarti menyangkut
tanggung jawab pendidkan
-
Didalam proses pendidikan mengandung
unsur :
·
Tujuan
·
Materi
·
Urutan kegiatan
·
Metode
·
Murid/ peserta didik/ anak
·
Guru/ pendidik/ orang tua
·
Penilaian
·
Pendidik harus berperan 4 macam
·
Mengatur proses
·
Melayani
·
Belajar terus
Dengan cara pergaulan sehari-hari, anak
merasa dirinya dibawa kepada kedewasaan, pergaulan semacam itulah yang di sebut
pergaulan paedagogis.
Syarat pergaulan paedagogis adalah :
1.
Pergaulan antara anak dengan orang
dewasa
2.
Didalam pergaulan ada pengaruh
3.
Ada maksud tujuan secara sadar untuk
anak ke arah kedewasaan.
BAB II
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat
dilihat dari berbagai sudut.
1.
Definisi
Umum
Pendidikan dapat diartikan sebagai
Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang
diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
2.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan pembuatan
mendidik
3.
Menurut
Undang-Undang
a. UU SISDIKNAS No. 2 tahun
1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang
b. UU SISDIKNAS no. 20 tahun
2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
4.
Etimologi
(Bahasa)
Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah,
dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi
Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang
baik.
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)
5.
Psikologi
Pendidikan adalah Mencakup segala
bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB III
DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A.
Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh
bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku
dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah,
sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak
ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat
berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai
kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti
pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Dasar atau landasan
pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu :
1.
Pandangan
Islam
a. Al-qur’an.
Al-qur’an merupakan pedoman
tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita hidup di dunia. Dalam Al-qur’an
kita bisa menemukan semua permasalahan hidup termasuk pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
b. Hadist
Hadist
merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga merupakan
dasar atau elemen dalam pendidikan. Nilai-nilai Sosial kemasyarakatan yang
tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist.
2.
Secara
Umum
a. Religius
Merupaken
elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai nilai
agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh
dalam pendidikan
b. Ideologis
Yaitu
mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni nya pancasila dan berdasarkan kepada
UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Ekonomis
Pendidikan
bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan
keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.
d. Politis
Lebih
mengacu kepada suasana politik yang berlansung.
e. Teknologis
Dunia
telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa dikatakan
teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
f. Psikologis dan Pedagogis
Tugas
pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar,
mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar
terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta
didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
g. Sosial Budaya
Mengacu
kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam suatu lingkungan
atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya masyarakat sangat
berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan
kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan
akan mudah dicapai.
B.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan
Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan dapat dilihat
dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.
1.
Tujuan
Pendidikan Dalam Islam
Tujuan
pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam
lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk
·
Pembinaan
Akhlak
·
Penguasaan
Ilmu
·
Keterampilan
bekerja dalam masyarakat
·
Mengembangkan
akal dan Akhlak
·
Pengajaran
Kebudayaan
·
Pembentukan
kepribadian
·
Menghambakan
diri kepada Allah
·
Menyiapkan
anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
1.
Tujuan
Pendidikan Secara Umum
Tujuan
pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU
No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2. Tujuan Pendidikan nasional menurut
TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan
rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan
memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan
pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah
negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang
berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan
tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan
yang termaktub dalam UUD 1945.
BAB IV
PENGERTIAN DAN ALAT-ALAT
PENDIDIKAN
B. Pengertian
Jenis-Jenis Alat Pendidikan
Dalam
praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering diindentikkan dengan media
pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari pada media.
Namun yang dimaksud disini adalah alat pendidikan bukan media pendidikan.
Alat
pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses
pelaksanaan pendidikan . jadi alat pendidikan itu berupa usaha dan perbuatan yang
secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa
berjalan dengan lancar dan berhasil . Namun secara umum, alat pendidikan adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan .
Sementara
itu, Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek fungsinya, yakni ;
alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai
tujuan, alat sebagai tujuan untuk mencapai tujuan selanjutnya. menurut pendapat
ini, alat pendidikan bisa berupa usaha/perbuatan atau berupa benda/perlengkapan
yang bisa memperlancar/mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.
C. Jenis-jenis
alat pendidikan
Mengenai alat-alat pendidikan, kita dapat
memedakan alat-alat pendidikan ke dalam dua golongan yaitu:
a.
Alat pendidikan preventif
Alat pendidikan preventif
ialah alat pendidikan yang bersifat pencegahan. Tujuan alat pendidikan
preventif itu diadakan jika maksudnya mencegah anak sebelum ia berbuat sesuatu
yang tidak baik . Dan untuk menjaga agar hal-hal yang dapat menghambat atau
mengganggu kelancaran dari proses pendidikan bisa dihindarkan. Misalnya, tata
tertib, anjuran dan perintah, larangan dan paksaan.
b.
Alat pendidikan represif
Alat pendidikan represif
disebut juga alat pendidikan kuratif atau alat pendidikan korektif. Alat
pendidikan represif bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal
yang benar, yang baik dan tertib. Alat pendidikan represif diadakan bila
terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan
peraturan-peraturan, atau sesuatu perbuatan yang dianggap melanggar peraturan.
Misalnya, pemberitahuan, teguran, hukuman dan ganjaran .
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa alat pendidikan dibagi ke dalam tiga bagian :
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa alat pendidikan dibagi ke dalam tiga bagian :
1. Alat-alat yang
memberikan perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengetahuan hafalan. Alat-alat
ini dapa disebut alat-alat untuk pembiasaan.
2. Alat-alat untuk memberi
pengertian; membentuk sikap, minat dan cara-cara berfikir.
3. Alat-alat yang membawa
ke arah keheningan batin, kepercayaan dan pengarahan diri sepenuhnya
kepada-nya.
BAB
V
LEMBAGA
PENDIDIKAN
A.
Pendidikan formal
Pendidikan
formal adalah
jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus
negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Satuan pendidikan penyelenggara :
- Taman
Kanak-kanak
(TK)
- Raudatul Athfal (RA)
- Sekolah Dasar (SD)
- Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
- Sekolah
Menengah Pertama
(SMP)
- Madrasah
Tsanawiyah
(MTs)
- Sekolah
Menengah Atas
(SMA)
- Madrasah Aliyah (MA)
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
- Madrasah Aliyah
Kejuruan
(MAK)
B. Pendidikan Non Formal
Pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil
program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan.
1. Sasaran
Pendidikan nonformal diselenggarakan
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
3. Jenis
Pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan
kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
4. Satuan pendidikan penyelenggara
Kursus dan
pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
BAB VI
DASAR, TUJUAN
DAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
“Sistem pendidikan nasional
adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan
yang berkaitan tujuan pendidikan untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional”
Sistem pendidikan nasional
merupakan permasalahan dari pengertian sistem pengajaran nasional yang termasuk
dalam UUD 1945 Bab XIII Pasal 31 Ayat 2.
v Dasar Pendidikan Nasional
1.
Pancasila
2.
UUD 1945
3. Dasar
Operasional
4. Dasar
Sosio Budaya
v Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan bagi suatu bangsa titik startnya adalah pandangan
hidup dan titik finishnya adalah tercapainya keperibadian hidup yang
dicita-citakan.
Tujuan
pendidikan dalam Negara Indonesia itu sebagai mana bermaksud dalam UUD 1945
yang berbunyi bahwa Negara Indonesia berkeinginan agar dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kecerdasan disini bukan saja
cerdas dalam arti menyerap ilmu pengetahuan, akan tetapi cerdas pula dalam
bertindak dan berbuat, cerdas dalam spiritual.
BAB VII
TINJAUAN
PENDIDIKAN
A. Tinjauan
Dari Aspek Psikologis
Tugas pendidikan terutama memberi bimbingan agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal.agar tindakan
pendidikan yang dilaksanakan dapat berhasil guna dan dan daya guna,maka
pendidik harus mengetahui tentang hukum dasar perkembanga kejiwaan
manusia.
1. Tiap anak miliki sifat kepribadian yang unik.sifat kepribadian anak
terbentuk karena peranan tiga faktor diantaranya :
a.faktor heriditas
b.faktor invironment meliputi :
v Lingkungan dalam
v Lingkungan phisik
v Lingkunga sosial
v Lingkungan budaya
v Lingkungan spiritual
c.faktor self
2.
Tiap anak mempunyai kecerdasan berbeda
Perbedaan satu dengan yang lain,disebabkan adanya perbedaan
kepribadian dan karena berbeda intelegensi atau dengan yang lain.kecerdasan masalah
penting bagi pendidikan di dunia.maka dari itu pendidik harus mengetaahui hal
tersebut.
B.Proses pendidikan autoaktivitas
1.Motivasi
2.kebutuhan
Manusia
Kebutuhan akan tercapai sesuai dengan tingkatan dan makna
berbeda.menurut maslow kebutuhan mempunyai tingkatan-tingkatan berbeda
diantaranya :
a) Psiological need
b) Safety need
c) Needs for belong ing love
d) Need for esteem
e) Needs for self actualization
f) Needs to know ang understand
g) Aesthetic needs
B.
Tinjauan dari aspek sosiologis
a. Pendidikan sebagai persiapan untuk hidup
dimasayarakat
Manusia adalah makhluk sosial.dengan demikian
manusia suka hidup beragaul dan berinteraksi dengan yang lainya.salah satu dari
sekian banyak tujuan pendidikan yang disebutkan oleh banyak ahli
pendidikan,adalah bahwa mendidik bertujuan untuk membimbing anak agar dapat
hidup serasi dengan masyarakat hidupnya.gadi yang penting disini adalah
membekali kemampuan kepada anak didik agar anak dapat menyusaikan diri daengan
masyarakat sekitarnya.didalam masyarakat memangh terdapat banyak tata kehidupan
yang satu dengan yang lainya.maka dari semuanya itu kita sebagai pendidik harus
memperhatikan dan membimbng kehidupan
kepada anak didik supaya tidak keluar dari jalur kaidah pendidikan yang benar
sesuai dengan norama-norama yang ada.
b.Pendidikan membina agen pembangun
masyarakat.
Pembangunan hakikatnya adalah suatu usaha untuk bergerak majunya
masyarakat.dari bab B menrangkan tentang
agen pembangunan masyarakat,siapakah agen pembanguanan tersebut kalu bukan
anggota masyarakatnya sendiri.
Anggota masyarakat itu biasanya dapat digolngkan menjadi dua yaitu :
- bersikap statis
- bersifat menghendaki hal-hal yang
baru,yang maju.
c.pendidikan dan kesadaran manusia
d.pendidikan dan pelestarian pancasila
Seperti
diketahui,pelestarian pancasila itu dapat dilaksanakan lewat tiga jalur,yaitu :
- jalur pendidikan
- jalur media masa
- jalur organisasi politik
c.pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
1.Tujuan
pendidikan Indonesia
Tujuan
tersebut telah diatur oleh pemerintah pada :
- undang –undang 1945 pasal 31 aayat 1 dan
2
- undang-undang No.4 tahun 1950 jo nomor
tahun 1954
2.Pasal
3 UUPP tahun 1954
3.karena individu tidak cakap,tidak akan menjadikan sejahtera dan
kemakmuran bangsanya.
4.dengan demikian setiap warga Indonesia harus :
v Susila
v Cakap
v Demokratis
v Beranggung jawan terhadap kesejahteraan tanah
air
BAB
VIII
PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP ( LIFE LONG EDUCATIONS )
1.
Ahli-ahli pendidikan menggunakan istilah
ADULT EDUCATION dan OUT OF SCHOOL EDUCATION.
Istilah
education berbeda dengan konsep pendidikan seumur hidup sebab:
a. Istilah
tersebut menunjukan pada suatu bentuk pendidikan padahal pendidikan seumur
hidup merupakan asas pendidikan.
b. Istilah
tersebut mencerminkan bahwa pendidikan itu bersifat terminal.
c. Istilah
“out of scool education” menunjukan suatu bentuk program pendidikan diluar
system pendidikan formal yang bercorak vokasional dan ditujukan kepada para
pemuda.
2.
dalam kepustakaan digunakan istilah :
CONTINUING EDUCATION, EDUCATION PERMENENTE, FUTHER EDUCATION dan REGUR RENT
EDUCATION. Digunakan untuk menunjukan proses pendidikan it uterus berlangsung
sesudah seseorang menyelesaikan program pendidikan formaldi sekolah.
3.
OLAP FALME mentri pendidikan Swedia
dalam komperensi mentri-mentri pendidikan tahun 1960 se Eropa ke-6 di
Versailles,istilah RRECURRENT EDUCATION dipakai untuk menunjukan keseluruhan
proses pendidikan yang terjadi setelah seseorabg nengakhiri pendidikan
formalnya.
Dari beberapa istilah
tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a) Konsep
pendidikan seumur hidup (life long education) tidak diganti dengan beberapa
istilah dimuka secara memuaskan.
b) Pendidikan
seumur hidupitu suatu asas bahwa proses pendidikan itu kontinu sejak manusia
itu dilahirkan sampai akhir hayatnya.
c) Proses
pendidikan seumur hidup mencangkup bentuk-bentuk secara informal dan formal
yang berlangsung dikeluarga, sekolah, tempat kerja dan dikehidupan masyarakat.
d) Konsep
pendidikan seumur hidup lebih lengkap bila dirumuskan dengan LIFE LONG
INTEGRATED EDUCATION.
BAB
IX
MASALAH
UMUM DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat
rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain.
Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan
standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya
yang menjadi penyebabnya yaitu:
(1). Rendahnya sarana
fisik,
(2). Rendahnya kualitas
guru,
(3). Rendahnya
kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi
siswa,
(5). Rendahnya kesempatan
pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi
pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya
pendidikan.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di
atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.
BAB
X
PENDIDIKAN
SOSIAL DAN ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN SOSIAL
1)
Manusia Adalah Makhluk Sosial
Bahwa manusia dalam
masa anak-anak banyak memerlukan pemeliharaan orang lain. Serta oaring dewasa cenderung
untuk memelihara dan menolong kepada yang lebih muda. Juga untuk berkumpul dan
bekerja sama dengan orang-orang dewasa yang lain. Sehinga manusia itu tidak
dapat hidup dalam golongan-golongan.
2)
Lingkungan Sosial Dan Pendidikan Sosial
Bahwa angka itu dibesarkan di tengah-tengah berbagai
kumpulan, artinya anak itu dipenuhi oleh anggota-anggota keluarga, teman-teman
sepermainan oleh lingkungan keluarga.
Lingkungkungan
social adalah setiap orang yang berhubungan dengan anak itu. Pengaruh
lingkungan social itu adalah pendidikan.yang kita maksud dengan pendidikan itu
adalah pengaruh-pengaruh yang yang disengaja dari angota anggota-anggota
beberapa golongan. Misalnya: pengaruh dari orang tua,, nenek /kakek serumah,
pengaruh guru.
3)
Pendidikan Sosial dalam Keluarga
4)
Pendidikan social disekolah
- ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
1.
Nativisme (pembawaan)
Di pelopori oleh
Schopenhauer, berkeyakinan bahwa anak yang baru lahir membawa bakat,
kesanggupan dan sifat-sifat tertentu. Bahwa perkembangan manusia dalam hidup
masyarakat itu tergantung kepada pembawaan sehingga pengaruh dunia sekitar
sedikit sekali. Orang akan menjadi ahli agama, pelukis, guru itu semuanya
semata-mata karena pembawaan, lingkungan/pendidikan.
2.
Empirisme
Adalah suatu aliran
yang mengangap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya
semata-mata ditentukan oleh dunia luar. Sedangkan pengaruh dari dalam (factor
keturunan) dianggap tidak ada. Pelopor aliran ini adalahj John locke dengan
teorinya Tabula Rasa.
3.
Konvergen
Merupakan kompromi
atau kombinansi dari pada navitisme dan empirisme tersebut. Ia mengatakan bahw
pertumbuhan dan perkembangan manusia itu adalah tergantung 2 faktor yaitu :
1. factor bakat/ pembawaan
2. factor lingkungan, pengalaman,/pendidikan
PENUTUP
Demikian resume
yang dapat saya selesaikan dari 10 sub bab dari mata kuliah Ilmu Pendidikan
semoga bermanfaat bagi semua pembaca khususnya bagi mahasiswa STIT Brebes
sebagai salah satu sarana belajar yang simpel dan mudah di dapat.
Resume ini di ambil
dari berbagai pertemuan kuliah ilmu pendidikan yang biasa di kaji pada hari
kamis dan mengambil dari salah satu buku Ilmu Pendidikan yang di karang oleh
Drs. Abu Ahmadi yang terdiri dari 299 halaman.
Penulis menyadari
bahwa penulisan resume ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan sarannya yang membangun dari pembaca agar penyusun dapat menyusun
tugas selanjutnya dengan baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.Abu Ahmadi, Ilmu
Pendidikan, CV.Toha Putra, Semarang, 1978, hal.95.
UU No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Permendiknas No. 45/2006 Tentang UN Tahun
Ajaran 2006/2007.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.